Seperdu Mawar dan Menikah Titik Dua

Tentang dua hal yang entah kenapa masuk di kepala dan seperti memanggil-manggil minta dituliskan.

Yang pertama memang mawar, seperdu mawar. Saya sebut seperdu sebab ia tak lebih semak, yang katamu berduri hingga muncul lagu "Mawar Berduri"


Yang kedua, seuntaian kata yang menjadi judul buku di tangan saya ini. Ya judulnya "Menikah Titik Dua". Isinya, sedang dibaca. Sebuah novel tulisan Agustina K. Dewi Iskandar. Segar, lumayan mengalir. Bagus? Belum tau, wong baru dibaca 7 lembar dan membaca halaman belakang, tentang penulis.

Jadi, kenapakah mereka memenuhi kepala ? Sebab seperdu mawar itu terletak di sudut kiri halaman rumah. Tiap kali mau keluar rumah, entah untuk  bekerja atau sekadar keluar beli ini itu seperti hari ini, mawar itu selalu menyapa dengan wangi dan senyum indahnya. Bahkan saat kelopaknya sudah memudar dan hampir tanggal, dia tetap tersenyum (senyum lirih). 

Lalu menikah titik dua itu? Nah ketika mau keluar rumah mencuci kendaraan butut saya,  saya jejalkan dia ke dalam tas sebagai bacaan saat menunggu. Betul saja, dia jadi bacaan sembari menunggu si jambrong dicuci. Isinya menarik. 

Tepat ketika membuka-buka halaman, kutemukan sepotong kertas, kertas pembatas bacaan. Seperti biasanya pembatas bacaan, tentulah tertulis judul buku. Kali ini dia beda, di sudut atas kertas itu ada tulisan dengan bold area merah, tertulis: "Punya Naskah?" Selanjutnya kalimat petunjuk untuk mengirimkan naskah ke penerbit itu.

Jadi, punya naskah? Punya dong. Banyak, entah di laptop yang mana saja. Rata-rata belum selesai, wew. Entah kenapa saat diingatkan soal naskah itu, ingatan saya meliuk-liuk pada file-file jepretan foto mawar seperdu di halaman yang entah sudah berapa ratus scene dia dijepret.

Sebab mawar itu punya kisah sendiri. Tidak saja kisah yang muncul saat mawar itu mekar, juga cerita seketika saat memandang hasil bidikannya, juga kisah lainnya. Seperdu mawar itu... rasanya memang harus menikah titik dua dengan kisah/narasi yang muncul padanya. Menikah titik dua hingga jadi naskah. 

He, sudah lama terbersit niat untuk membuat buku tentang 5 Perempuan Pembidik Mawar.  Wanna joint ? Kabari ya. Salam.


Comments