Secangkir Kopi dan Dua Tangkup Roti


Begitulah yang ada di hadapanku. Menikmatinya, seperti biasanya, sambil mengaktifkan seluruh panca indra. Entah sambil mendengar kicauan burung tetangga, suara bocah-bocah yang sedang main sepeda di jalanan depan rumah. Membaca, tentu saja. Membaca beberapa larik tulisan menarik beberapa orang, ada Farid Gaban, ada Puthut Ea. 

Sisanya, seperti biasanya juga, aku membaca pada celah dimana mataku tertambat. Tadi tak sengaja tertambat di banyak status aneka rupa yang biasanya itu juga. Biasalah, status sedang gembira, status keluh kesah, status caper, dan.... aneka link tentang anti syiah, syiah bukan Islam, share berita politik, share tentang jokowi. Betapa mereka tak bosan dengan kondisi seperti biasanya mereka itu. 

Ah sudahlah. Secangkir kopiku tinggal sepertiga, rotiku masih beberapa kunyahan. Lebih baik kuhabiskan mereka. Glekkkk, hap, merekapun tandas. 

Comments